Sabtu, 03 Desember 2011

Press Release : Mama - mama pedagang asli Papua

BANGUN KEDAULATAN EKONOMI RAKYAT PAPUA

Hidup Rakyat Papua....Hidup Perempuan Papua...Hidup Kaum Miskin Kota

Papua kaya akan sumber daya alamnya, namun bukan rakyat asli Papua yang memilikinya. Dapat diihat dalam perkembangan Ekonomi di Papua terutama daerah Ibu Kota Jayapura, banyak toko,ruko,mall – mall, yang tidak dimiliki oleh kami yang mempunyai tanah ini. Kenyataan saat ini, penderitaan yang dialami oleh mama – mama pedagang asli Papua, sudah lama. Mama – mama semakin terpinggirkan oleh penghuni kekuasaan modal yang besar di Jantung Kota Jayapura. Pemerintah tutup mata tidak melihat kami, masyarakat pribumi. Pemerintah lebih mementingkan para pemilik modal yang punya uang banyak, untuk memiliki hak ekonomi di tanah ini. Pasar Permanen yang dijanjikan belum menjadi titik jelas sampai saat ini. Peresmian Pasar Sementara, hampir saja menginjak 1 tahun. Tapi mama – mama masih merasakan kerugian sepanjang hari, karena ada 2 pasar di kota ini.

Pertemuan pada tanggal 01 Febuari 2011, antara mama – mama dengan Komisi D (DPRP), Pemerintahan Kota, dengan hasil kesepakatan bersama bahwa Pasar yang berada di Terminal Mesran hanya bisa menjual barang- barang Manufaktur (VCD dan Pakaian), Barang – barang hasil bumi hanya dijual oleh mama – mama pedagang asli Papua yang berada di Pasar Sementara, Jl. Percetakan. Namun, kondisi yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan, Pasar di terminal Mesran juga menjual barang hasil bumi. Mama mengalami kerugian yang berkepanjangan, akibatnya menurun minat pembeli di pasar Sementara.

Tambahan modal yang diberikan, atas hasil perjuangan mama  - mama, dengan bantuan modal Rp.600.000.000, dalam bentuk pinjaman dari Koperasi mama – mama pedagang asli Papua, mama – mama tidak mampu mengembalikan, karena mengalami kerugian selama satu tahun berjalan. Pasar Sementara, menjadi tanggung jawab siapa, tidak jelas. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota saling lempar tanggung jawab. Listrik, Air Bersih, Pengelolaan Sampah, WC, KACAU!!!!, tidak diatur.

Dengan kondisi kekerasan ekonomi terhadap Perempuan Papua semakin meningkat, mama – mama pedagang asli Papua yang bergabung dengan koalisi untuk STOP SUDAH! Kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak di Papua, menyatakan sikap :
  1. Menuntut segera dibangun pasar Permanen khusus pedagang asli Papua.
  2. Menuntut dan Mendesak pemerintah untuk tidak menggusur mama - mama penjual pinang yang berada di Jl.Irian sampai dibangun pasar permanen. 
  3. Menuntut untuk segera di tutup dan relokasi pedagang yang ada di Pasar Mesran.
  4. Mendesak Pemerintah untuk tidak diadakan Pasar Murah di kota Jayapura.
  5. Mendesak Pemerintah mengambil tindakan dengan tegas untuk tidak ada lagi pedagang yang menjual sayur,ikan mentah menggunakan kendaraan bermotor.
  6. Mendesak Pemerintah untuk melarang para kaum pemilik modal yang mempunyai Mall, untuk tidak lagi menjual hasil bumi dari tanah ini.
  7. Mendesak Pemerintah untuk melarang pedagang Non – Papua menjual pinang dan sagu mentah di Papua.
  8. Mendesak Pemerintah untuk tidak lagi membangun mall dan ruko di kota Jayapura.
  9. Mendesak Pemerintah untuk segera dibangun pasar khusus pedagang asli Papua di setiap kabupaten di Papua.
Demikian sikap mama – mama pedagang asli Papua, hal ini kami buat untuk Rakyat Papua asli memiliki kedaulatan ekonomi di tanah ini, bukan menjadi pemilik pemodal lagi.

Port Numbay, 25 November 2011
Mama – mama pedagang asli Papua yang menyatakan sikap
Kelompok Pedagang Sayur                                         Kelompok Pedagang Buah

        Yuliana Pigai                                                                      Maria Tabuni
Kelompok Pedagang Bumbu                              Kelompok Pedagang Sagu Mentah

      Esterfinah Antoh                                                               Selfiana Wondiwoi
Kelompok Pedagang Pinang                                   Kelompok Pedagang Ikan Asar

      Kathrina Tekege                                                                    Yusthea Waromi
Kelompok Pedagang Ikan Mentah                           Kelompok Pedagang Roti Bakar

        Yokbet Yowei                                                                           Anne Imbiri
Kelompok Pedagang Kelapa Parut                       Kelompok Pedagang Ayam Potong

    Pitersina Makamur                                                                       Yohana Yumame

Kelompok Pedagang Makanan Jadi                   Kelompok Pedagang Pinang,Jl.Irian

Miryam Awarawi                                                                               Martina Sawen

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus